Popular Posts

Jumaat, 28 Januari 2011

WASIAT DARI HATIKU BUAT SAUDARA SEAKIDAH...

Renungkanlah pendeknya umur kita. Andaikata kita berumur seratus tahun sekalipun, maka umur itu masih pendek jika dibandingkan dengan masa hidup di akhirat kelak yang abadi…selama-lamanya. Cuba renungkan, kita sanggup menanggung berbagai beban berat dan kehinaan di dalam mencari dunia, tetapi mengapa kita tidak sanggup menanggung beban ibadah selama beberapa hari demi mengharapkan kebahagiaan abadi di Akhirat nanti?

Usahlah memanjangkan angan-angan, nanti kita akan merasa berat untuk beramal. Yakinlah bahawa tidak lama lagi kita akan mati. Katakanlah dalam hati, “Pagi ini aku akan beribadah meskipun berat, siapa tahu malam nanti aku mati. Malam ini aku akan sabar untuk beribadah, siapa tahu esok aku mati”.

Sebab, kematian tidak datang pada waktu, keadaan dan tahun tertentu. Yang jelas ia pasti datang. Oleh itu, mempersiapkan diri menyambut kedatangan maut lebih utama daripada menpersiapkan diri menyambut dunia. Bukankah kita menyedari betapa pendek waktu hidup di dunia ini? Bukankah mungkin terjadi, ajal kita hanya tersisa satu tarikan dan hembusan nafas atau satu hari?

Setiap hari lakukanlah hal ini dan paksakan diri kita untuk sabar beribadah kepada Allah swt. Andaikata kita ditakdirkan untuk hidup selama lima puluh tahun dan  kita biasakan diri untuk sabar beribadah, nafsu kita tetap akan memberontak, tetapi ketika maut datang menjemput, kita akan berbahagia selama-lamanya. Tetapi, jika kita suka bertangguh-tangguh dalam mengerjakan amal, dan kematian datang di waktu yang tidak kita ramalkan. Bagaimanakah rupanya kesudahan kita?

Jika kita telah berusia empat puluh tahun, maka segeralah untuk memperbanyakkan amal soleh siang mahupun malam. Sebab, waktu pertemuan kita dengan Allah ‘Azza wa Jalla semakin dekat. Ibadah yang dikerjakan saat ini tidak mampu menyamai ibadah seorang pemuda yang tidak mensia-siakan masa mudanya. Bukankah selama ini kita telah sia-siakan masa muda dan kekuatan jasmani? Andaikata saat ini kita ingin beramal sekuat-kuatnya, tenaga kita sudah tidak kuat lagi. Oleh itu, beramallah sesuai dengan keupayaan dan kekuatan diri.

Perbaikilah masa lalu kita dengan banyak berzikir, sebab tidak ada amal yang lebih mudah dari zikir. Zikirullah dapat dilakukan ketika berdiri, duduk, berbaring mahupun sakit. Zikir adalah ibadah yang paling mudah. Rasulullah saw bersabda “Dan hendaklah lisanmu basah dengan berzikir kepada Allah swt”

Bacalah secara istiqamah doa dan zikir apa pun yang mudah bagi kita. Pada hakikatnya, kita dapat berzikir kepada Allah swt adalah kerana rahmat dan kebaikan Nya jua…

 Ketahuilah, sebuah umur yang awalnya hidup dalam kelalaian, janganlah pula sisa umur itu disia-siakan manfaatnya. Jika seorang ibu memiliki sepuluh anak dan sembilan di antaranya meninggal dunia. Tentu ia akan lebih mencintai satu-satunya anak yang masih hidup itu...

Jujurnya, kita telah mensia-siakan sebahagian besar umur. Oleh itu jagalah sisa umur kita yang sangat sedikit itu. Demi Allah, sesungguhnya umur kita bukanlah umur yang dihitung sejak kita  dilahirkan, tetapi umur kita dihitung sejak hari pertama kita mengenal Allah swt.

Seseorang yang telah mendekati ajalnya dan ingin memperbaiki segala kekurangan diri di masa lalu, hendaknya ia banyak membaca zikir yang ringkas tetapi berpahala besar.  Zikir semacam itu akan membuat sisa umur yang pendek menjadi panjang, seperti zikir yang berbunyi, “Maha suci Allah yang Maha Agung dan segala puji bagi Nya, ( kalimat ini ku ucapkan ) sebanyak jumlah ciptaan Nya, sesuai dengan yang ia sukai, seberat timbangan Arsy Nya dan setara dengan jumlah kata-kata Nya”.

Jika sebelumnya kita sedikit melakukan solat serta puasa sunat, maka perbaikilah kekurangan itu dengan banyak berselawat kepada Rasulullah saw.

Andaikata sepanjang hidup ini kita melakukan segala jenis ketaatan, tetapi kemudiannya Allah swt berselawat kepada kita sekali saja, maka satu selawat Allah ini akan mengalahkan semua amal kita selama hayat ini! Sebab, kita berselawat kepada Rasulullah saw sesuai dengan kekuatan kita, sedangkan Allah swt berselawat kepada kita sesuai dengan kebesaran Nya. Ini jika Allah swt berselawat kepada kita sekali, lalu bagaimana jika Allah swt membalas setiap selawat kita dengan sepuluh selawat sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadis Shahih Subhanallah!!!

Betapa indah hidup ini jika kita isi dengan ketaatan kepada Allah swt, dengan berzikir kepada Nya dan berselawat kepada Rasulullah saw.

Semoga kita sama-sama dapat mengambil manfaat, dan sesungguhnya,  “Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul”. (QS: Al Israa' : 15)

Jagalah hati…

Wallahu`alam.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan