Popular Posts

Sabtu, 16 Julai 2011

PERGI MENUJU REDHA ALLAH...


” Pergi pada waktu pagi atau pada waktu petang di jalan keredhaan Allah itu lebih berharga daripada dunia dan seisinya…” ( Sahih Bukhari )

Limpahan puji ke hadrat Allah Maha Raja langit dan bumi, Maha Penguasa setiap keadaan dan kejadian dan Maha menyiapkan anugerah yang kekal untuk hamba-hamba-Nya. Bagi mereka kebahagiaan atau kehinaan, beruntunglah yang memilih kebahagiaan yang dihantarkan oleh utusan Allah, pembawa kebahagiaan dunia dan akhirat, Muhammad Rasulullah saw . Pembawa kemuliaan dunia dan akhirat, pembawa kedamaian dunia dan akhirat.
Baginda saw memimpin hamba-hamba Allah ke jalan kemuliaan, ke jalan kedamaian, ke jalan kebahagiaan, ke jalan keuntungan dunia dan akhirat. Beruntunglah para pengikut Rasulullah saw, beruntunglah para pencinta Baginda saw, beruntunglah yang berselawat kepada Baginda saw, beruntunglah yang merindukan Junjungan Muhammad saw.
Semoga kita dikumpulkan oleh Allah ke dalam kelompok pecinta Baginda saw di dunia, yang mana ini memastikan kita insya Allah dikumpulkan juga bersama Nabi Muhammad saw di Akhirat kelak, amin…
Rahsia kemuliaan yang ditumpah ruahkan oleh Allah swt sepanjang kehidupan kita ditawarkan bagi yang menghendakinya hingga setiap nafasnya menjadi berlian-berlian yang membawa kemuliaan di masa mendatang dan di hari esoknya dalam kehidupan dunia, barzakh dan Akhirat.. Itulah makna kebangkitan Rasulullah saw sebagaimana firman Allah swt, ” Tiadalah kami mengutusmu ( Muhammad ) melainkan ( untuk ) menjadi rahmat bagi semesta alam ” ( QS. Al Anbiyaa: 107)

Semua ajaran Baginda saw, semua bimbingan Baginda saw, semua ucapan Baginda saw adalah mutiara-mutiara kebahagiaan dunia dan akhirat. Semoga Allah sentiasa menerangi kita dengan cahaya kemuliaan dunia dan akhirat, cahaya kebahagiaan dunia dan akhirat.
Allah swt memerintahkan segala sudut perintah, dan melarang sejumlah banyak larangan, namun walaupun Allah swt mempunyai sifat murka dan benci terhadap perbuatan dosa, akan tetapi Allah juga mempunyai sifat kasih sayang, yang masih menyayangi dan memperhatikan para pendosa agar dilimpahi pengampunan, sebagaimana firman-Nya, ” Hampir saja langit itu pecah dari sebelah atasnya, dan malaikat-malaikat bertasbih serta memuji Robb-nya dan memohonkan ampun bagi orang-orang yang ada di bumi. Ingatlah, bahawa sesungguhnya Allah Dia jua yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang “. ( QS. As Syuuraa: 5 )
Tasbih malaikat yang memuji Allah dan memohonkan pengampunan bagi penduduk bumi hampir memecahkan langit dari dahsyatnya tasbih dan permohonan malaikat untuk pengampunan penduduk bumi. Siapa yang memerintahkan malaikat untuk berbuat demikian? Dialah Allah swt..!
Mengapa Allah mengkabarkannya kepada kita? Kerana  Allah ingin memberi pemahaman kepada kita, ”Inilah kelembutan-Ku dan kasih sayang-Ku untuk penduduk bumi yang banyak berbuat dosa “. Bahkan di langit pun para malaikat bergemuruh memohon pengampunan atas dosa mereka. Inilah kasih sayang Allah untuk para pendosa, maka bagaimana dengan mereka yang mencintai Allah ?!.
Bagaimanakah yang dikatakan  gemuruh malaikat mendoakan mereka…?

Allah swt berfirman, ” Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Robb kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan),  “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperolehi) syurga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (QS Fusshilat: 30 )

Mereka yang mengatakan, ”Sungguh Robb kami adalah Allah, lalu beristiqamah “.
Apa itu istiqamah? Iaitu berusaha semampunya untuk menjauhi hal-hal yang dilarang oleh Allah dan berusaha semampunya untuk melakukan hal-hal yang diperintah oleh Allah. Usaha untuk mencapai istiqamah adalah istiqamah dan mendapatkan pahala istiqamah. Usaha seseorang untuk mencapai istiqamah maka ia sudah mendapatkan pahala kemuliaannya, kerana niat seseorang telah mendapatkan pahalanya, dan jika ia melakukannya maka pahalanya dilipatgandakan 10 hingga 700 kali.
Maka berniatlah kita semua untuk menjadi ahlul istiqamah, iaitu seorang yang selalu menjauhi diri dari hal-hal yang dilarang Allah, dan selalu berbuat hal yang disukai oleh Allah, yang dengan itu terbuka rahsia kelembutan Ilahi yang lebih melimpah ruah, menyingkirkan segala kesulitan dan musibah dan membuat kita seakan-akan di syurga sebelum sampai ke syurga, kerana Allah memanjakan kita dengan kemuliaan dan kedamaian di dunia ini, demikian keadaan orang-orang yang dicintai Allah.
Kebahagiaan dunia dan akhirat semoga terlimpah kepada kita dan di jauhkan dari api neraka.
Allah swt berfirman, ” Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia berzikir mengingat nama Robb-nya, lalu dia solat, tetapi (diantara) kalian memilih kehidupan duniawi, sedangkan kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal, sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (iaitu) kitab-kitab Ibrahim dan Musa “. ( QS Al A’laa: 14-19 )
Sungguh beruntung mereka yang mahu mensucikan dirinya, mahu berusaha untuk naik kepada tangga-tangga kemuliaan, dari kegelapan menuju cahaya terang benderang, dari dosa menuju taubat, dari kesalahan menuju istighfar, dari kehinaan menuju kemuliaan, dari kemuliaan menuju kepada yang lebih mulia. Tangga-tangga keluhuran yang tersedia pada kita terbuka sepertimana setiap nafas kita  yang membuka seluruh kesempatan. Allah yang Maha Melihat menunggu taubat dan istighfar kita, menunggu ibadah kita dan siap melimpahkan kemuliaan dan anugerah bagi kita, Ya Allah…!
Firman Allah di atas, iaitu, ” Sungguh beruntung orang yang mensucikan dirinya dan banyak berzikir menyebut nama Allah dan melakukan solat” Allah Maha Tahu bahawa kita tidak mungkin selama 24 jam selalu berzikir, namun setidak-tidaknya setiap hari kita lebih banyak berzikir, hari ini banyak berzikir hari esoknya lebih banyak lagi berzikir, walaupun hanya bertambah satu tasbih sahaja menyebut nama Allah dalam setiap harinya, maka ia telah semakin dekat setiap harinya kepada Allah. Namun sebahagian dari manusia lebih suka memilih kesibukan duniawi daripada ukhrawi, meninggalkan Allah dan akhirat menuju kepada hal yang fana dan meninggalkan untuk menyembah Allah, tidak lagi beribadah kepada Allah, tidak lagi mempedulikan pada Maha Pencipta-nya, bahkan lebih memilih pada kehidupan dunia sahaja, padahal kehidupan akhirat sungguh lebih baik dan abadi.

Saudara semuslimku, tentunya bukan bererti kita dilarang untuk mencari kekayaan dunia, harta dan apa-apa yang ada dalam kehidupan kita. Akan tetapi Junjungan Nabi Muhammad saw membawa kebahagiaan dunia dan akhirat dari Allah swt, mengajarkan kepada kita bagaimana indahnya untuk mencapai kemuliaan di dunia dan akhirat. Rasulullah saw bersabda, ” Barangsiapa yang bekerja dan ia niatkan untuk menafkahkan anak-anak yatim dan para fakir miskin, maka seakan-akan ia adalah orang yang berjihad di siang harinya, dan solat malam sepanjang malamnya, atau seperti orang yang berpuasa di siang harinya dan solat malam sepanjang malamnya”, (Sahih Bukhari).  Hal ini khusus untuk orang-orang yang mempunyai niat untuk membantu para fakir daif dan anak-anak yatim piatu. Demikian mulianya walaupun mereka bekerja makan gaji atau usahawan atau apapun, yang mana dalam pekerjaannya yang kelihatan secara zahir adalah ghaflah (kelalaian) dan keduniaan, namun mungkin mereka itu dihadapan Allah adalah orang yang siang harinya sebagai ahlul jihad (para Mujahidin) dan di malam harinya adalah orang yang sentiasa melakukan Qiyamul lail, kerana ia mahu mengambil berat pada warga fakir, miskin dan anak yatim. Betapa indahnya pimpinan Nabi Muhammad saw . Tiadalah tersisa kehidupan, terkecuali selalu tersimpan padanya kemuliaan.
Sesungguhnya Akhirat lebih baik dan lebih abadi, kehidupan di dunia ini hanya beberapa puluh tahun sahaja. Nabi Nuh as dijelaskan dalam kitab-kitab tafsir bahawa Baginda as berdakwah selama 950 tahun. Adapun usianya, para ulama berbeza pendapat dalam hal ini, ada yang mengatakan usianya 2000 tahun, ada yang mengatakan 1500 tahun, demikian dalam tafsir Al Imam Qurthubi dan lainnya. Namun, jika kita renungkan bagaimana lamanya usia 1500 tahun itu, bagaimana ia melewati hari-hari yang penuh dengan apa-apa yang harus ia lewati dari kenikmatan ataupun musibah, maka bagaimana dengan kita yang hanya 60 atau 70 tahun atau lebih, dan sedikit sekali yang mencapai hingga 100 tahun? Sungguh sangat singkat kehidupan ini dan setelah itu sirna dan kemudian menghadap Allah swt, setelah itu ada kehidupan yang kekal. Kalau seandainya kematian kita hanya menjadi tanah saja maka selesailah urusan kita, tetapi tidak demikian, kita akan hidup abadi bukan seperti haiwan dan tumbuhan yang akan sirna dan fana, kita akan hidup jutaan tahun kelak, entah dalam kehinaan atau dalam kemuliaan. Maka beruntung para pecinta Junjungan Muhammad saw.
Allah swt berfirman, ” Tiap-tiap diri bertanggungjawab atas apa yang telah diperbuatnya, kecuali golongan kanan, berada di dalam syurga dan mereka saling bertanya tentang (keadaan) orang-orang yang berdosa, ” Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)? “, Mereka menjawab:” Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan solat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin, dan adalah kami membicarakan yang batil bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, dan kami mendustakan Hari Pembalasan, hingga datang kepada kami kematian”. Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafaat dari orang-orang yang memberikan syafaat, maka mengapa mereka berpaling dari peringatan (Allah)?” (QS 74: 38-47 )


Saudara semuslimku, semua manusia di hari itu tergadai oleh dosa-dosanya, jika habis sudah seluruh kenikmatan dan tidak mampu mereka bayar di tambah dosa pula yang bertumpuk, jiwanya tergadai oleh perbuatan-perbuatannya. Barangkali perbuatan taatnya lupa untuk disyukuri dan perbuatan dosanya lupa untuk di istighfarkan. Keadaan itu membuat mereka tergadai dan harus menebus dosa-dosa serta kesalahannya, kecuali kelompok-kelompok yang mulia. Mereka aman jiwanya tidak tergadai, lehernya tidak terbelenggu dengan amal-amal dosanya, mereka di dalam ketenangan yang abadi di dalam syurga, mereka tidak pernah terkena sakit, atau cubaan, cacian dan masalah-masalah yang lainnya, tidak ada lagi sedih, tidak ada lagi susah, tidak ada lagi masalah apa pun.
Dan ketika itu mereka bertanya kepada penduduk Neraka, seraya berkata, ” Wahai penduduk Neraka mengapa kalian sampai ke neraka ini, apa salah kalian?” , penduduk Neraka itu menjawab, ” Dulu ketika kami di dunia, kami tidak mahu melakukan solat, tidak pula memberi makan orang miskin, dan kami selalu berkumpul dengan kelompok yang selalu berbuat dosa siang dan malam hingga kami wafat”. Maka Allah berfirman, ” Tiadalah berguna lagi syafaatnya para pemberi syafaat “, kerana mereka wafat dalam keadaan meninggalkan Allah, mereka menceraikan Allah, mereka mentalak tiga Allah untuk tidak mahu lagi kembali kepada Allah sepanjang hidupnya sampai ia meninggal. Mengapa mereka berpaling dari peringatan, padahal ada gempa bumi, ada banjir, ada musibah, ada kenikmatan, ada kegembiraan, ada kemudahan, ada kesusahan, ada siang dan malam, ada tumbuh-tumbuhan, ada haiwan yang kesemuanya adalah lambang kewujudan Allah swt dan hakikatnya adalah sebagai peringatan…?
Allah swt berfirman, ” Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Robb semesta alam”.( QS 81: 29 )
Jadi, jika seseorang berniat berbuat baik, maka Allah yang akan membantunya untuk berbuat baik. Allah swt membantunya berbuat kemuliaan, Allah swt jua yang membantunya untuk sampai ke dalam pengampunan.
Saudara semuslimku, Allah swt juga berfirman, ” Dan mereka tidak akan mengambil pelajaran daripadanya kecuali (jika) Allah menghendakinya. Dia (Allah) adalah Robb yang patut (kita) bertakwa kepada-Nya dan berhak memberi ampun “. ( QS 74: 56 )

Dialah Allah swt  yang Maha memiliki ketakwaan dan Dia jua yang Maha Memberinya, dan yang Maha memiliki pengampunan dan Maha memberinya, maka mohonlah ketakwaan dan pengampunan kepada Allah kerana pemiliknya hanya Allah, kerana pemilik dunia dan Akhirat adalah Allah, kebahagiaan dunia dan akhirat milik-Nya, jasad kita milik-Nya, kita tidak menciptanya sendiri, tidak juga membeli jasad kita.
Saudara semuslimku, sering-seringlah meminta keredhaan Allah, sering-seringlah meminta cinta Allah, seringlah meminta pengampunan Allah, seringlah meminta kerinduan Allah, kerana apa? Kerana siang dan malam kita selalu meminta hajat itu dan ini, jangan-jangan Allah cemburu, “Bilakah hamba-Ku ini meminta kasih sayang-Ku, bilakah hamba-Ku ini meminta kedekatan dengan-Ku, bilakah hamba-Ku ini meminta cinta-Ku, bilakah hamba-Ku ingin dicintai oleh-Ku…?”.

Tidakkah pernah terlintas untuk memintanya…?!

Jangan pernah berfikir jika seseorang pendosa seperti kita, mustahil kita berani meminta cinta Allah swt. Ingatlah bahawa Allah swt  telah berfirman dalam hadis Qudsi, “Bila dia ( seorang hamba ) mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika dia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika dia datang kepada-Ku dengan berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat”

Maksudnya ialah bukan kedekatan dengan jarak tetapi kedekatan rohaniah. Maka semakin seorang hamba ingin dekat dengan Allah, Allah lebih ingin dekat padanya. Semakin seorang hamba ingin dicintai Allah, maka Allah lebih ingin mencintainya, semakin seorang rindu kepada Allah, maka Allah lebih rindu kepadanya.
Saudara semuslimku, Allah swt  Maha Memberi sebelum kita meminta. Jadi jangan berputus asa dengan kebaikan Allah. Mungkin kita meminta hajat ini dan itu tetapi belum Allah kabulkan. Tapi ingatlah bahawa ribuan, malah jutaan hajat kita telah Allah berikan tanpa kita memintanya. Keperluan yang banyak telah diberikan kepada kita seperti duduk, bergerak, makan, minum, dan lain, kesemuanya itu diberikan kepada kita tanpa perlu kita memintanya.  Allah Maha Memberi sejak dahulu sebelum kita mengenal-Nya dan akan terus memberi sampai kita meninggal dunia, malahan Allah sentiasa terus memberi jika kita menghendakinya. Di dunia, Allah memberikan anugerah kepada yang beriman dan yang tidak beriman, yang berdosa dan yang tidak berdosa, yang soleh dan yang tidak soleh. Semuanya dilimpahi rahmat dan kasih sayang Allah dan kenikmatan, dan Allah siap memberikan kenikmatan yang abadi untuk mereka yang beriman.
Demikian indahnya orang-orang yang mahu mendekatkan diri kepada Allah, mahu membaiki amalnya dan mahu mengawasi diri atas segala keadaan yang mendatangi dirinya dari kehidupan ini. Allah… Maha Pemilik memanggil kita, Maha Mulia menawarkan kemuliaan, Maha Pemilik Kebahagiaan menawarkan kebahagiaan bagi mereka yang mahu memanggil-Nya dan bagi mereka yang mahu menerima-Nya.
Semoga kita termasuk di dalam golongan mereka, amin Allahumma amin.
Wallahu`alam.
Jagalah Hati…
Wassalam.

1 ulasan: