Popular Posts

Rabu, 13 Julai 2011

KENAPA DENGAN KITA INI...?



Saudara yang ku kasihi, di masa kereta yang baru kita beli tergores, goresannya bagaikan menyayat hati kita. Saat kita kehilangan telefon bimbit di tengah jalan, separuh tubuh ini seperti hilang bersama barang kesayangan kita tersebut. Saat orang mencuri secara paksa wang kita, seolah terampas semua harapan kita.


Tetapi saudara yang ku kasihi, tidak sedikit pun keresahan dalam hati saat kita melakukan perbuatan yang melanggar perintah Allah swt. Kita masih merasa tenang walaupun terlalu sering melalaikan solat, kita masih berdiri tegak dan sombong meski tidak sedikit pun zakat serta sedekah yang kita hulurkan dari harta kita, padahal di sekeliling kita anak-anak yatim menangis menahan lapar. Saudara yang ku kasihi, kenapa dengan kita ini…?




Saudara yang ku kasihi, kata-kata kotor, kesat dan sumpahan meluncur laju di saat sebuah kereta meluncur pantas di atas lopak air mengenai pakaian bersih kita. Enggan dan malu kita menggunakan pakaian yang terkena kotoran walau sekecil kesan dakwat, dan kita akan buang pakaian-pakaian yang koyak, robek serta berlubang serta menggantinya dengan yang baru.


Tetapi saudara yang ku kasihi, kita tidak pernah ambil peduli dengan tompokan dosa yang mengotori tubuh ini. Kita tidak pernah merasa malu berjalan walaupun wajah kita penuh noda kehinaan dosa, kita pun tidak pernah tahu bahawa titik-titik hitam terus menyerang hati ini hingga saatnya hati kita begitu pekat, dan kita pun tidak pernah cuba memperbaharuinya. Saudara yang ku kasihi, kenapa dengan kita ini…?




Saudara yang ku kasihi, kita merasa tidak dihormati dan dihargai saat teguran dan sapaan kita tidak dipedulikan, hati ini begitu sakit jika orang lain tidak mengendahkan panggilan kita. Terkadang kita kecewa saat orang lain tidak mengenali kita, padahal kita mungkin seorang ulama, ustaz, pegawai atasan kerajaan, jutawan, usahawan berjaya, pemimpin parti politik atau tokoh masyarakat. Kita sangat bimbang jika ada orang membenci kita, dan berat rasanya saat pengikut meninggalkan kita.


Tetapi saudara yang ku kasihi, tidak jarang kita abaikan nasihat orang lain, begitu sering kita tidak mempedulikan panggilan azan, tidak bergetar hati ini saat lantunan ayat-ayat Allah terdengar di telinga. Dengan segala kealpaan dan kekhilafan, kita tidak pernah takut jika Allah yang Maha Menguasai segalanya membenci kita dan memalingkan wajah-Nya. Kita pun tidak pernah mahu tahu sama ada Baginda Rasulullah saw mengenali kita atau tidak di Padang Mahsyar nanti. Kita juga tidak peduli melihat diri ini jauh dari kumpulan orang-orang soleh dan beriman.


Saudara yang ku kasihi, kita di sini dapat makan dengan makanan yang enak, tidur di atas tilam yang empuk, kita dapat ketawa bersama rakan-rakan, kita dapat solat dengan khusyuk di masjid, belajar dengan tekun, bertemu dan merasakan hangatnya kasih sayang ibubapa atau pasangan atau anak-anak kita.


Tetapi saudara yang ku kasihi, nun jauh di sana, saudara-saudara kita terus di bunuh, di pukul. Muslimah-muslimah di sana diperkosa, rumah, sekolah, serta masjid dihancurkan. Tidak ada tempat yang aman untuk mereka. Tidak ada gelak dan tawa di sana. Yang ada hanyalah tangis anak-anak ketika melihat teman-teman dan orang tuanya di pukul di hadapan mereka. Mereka kelaparan wahai saudara yang ku kasihi… Mereka merintih setiap detik… Mereka menunggu bantuan kita semua… Mereka semua adalah saudara kita… ya saudara kita… lalu apa yang mampu kita lakukan untuk mereka? Kenapa dengan kita ini…?


Tidak ingatkah kita wahai saudara yang ku kasihi pada hadis Rasulullah saw, “Tidak beriman seseorang di antara kamu, sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri” (HR. Bukhari)


Wahai saudara yang ku kasihi, tanyakan dalam hati kita masing-masing, kenapa dengan kita ini…….?

Wallahu`alam.



Jagalah Hati…

Wassalam.

1 ulasan: