Popular Posts

Khamis, 10 Mac 2011

BAGAIMANA UNGKAPAN CINTA KITA PADA ALLAH...?


Beberapa tahun lalu, seorang penyanyi (saya lupa nama penyanyi tersebut) pernah menyanyikan lagu yang di antara liriknya berbunyi begini,  


aku mahu tidur ingat kamu
aku mahu makan ingat kamu
aku mahu mandi ingat kamu,
dan seterunya…..


Lagu itu memang berbicara tentang cinta dua anak muda. Tapi, apa tidak terlalu berlebihan bila di setiap waktu ia selalu mengingati kekasihnya. Padahal kekasihnya itu belum tentu jadi suaminya. Walaupun, ia hanya sekadar lagu, tapi setidaknya itulah cermin gaya anak muda saat ini.


Lantas, bagaimanakah ungkapan cinta kita kepada Allah? Bukankah kecintaan kita kepada Allah mesti di tempatkan di atas segala-galanya? Sementara, kecintaan kita kepada manusia harus dalam rangka kecintaan kita kepada Allah… 


Mengingat Allah (zikrullah) adalah salah satu aspek kecintaan seorang hamba kepada Penciptanya. Bahkan salah satu sifat orang-orang yang berakal (ulul albab) adalah selalu mengingati Allah (QS Ali Imran: 190-191). 




Dan jika kita mahu diingat oleh Allah, maka kita pun selalu harus mengingati-Nya. "Maka ingatlah Aku, nescaya Aku akan mengingati kalian" (QS Al-Baqarah: 152). 


Menurut Rasulullah saw, salah satu ciri orang hidup itu ialah zikrullah demi mengingati Allah. Baginda saw bersabda, "Perumpamaan orang yang berzikir kepada Allah dibandingkan dengan yang tidak berzikir adalah bagaikan orang yang hidup dengan orang yang mati" (HR Bukhari). 


Yang dimaksud dengan zikir adalah merasakan keagungan Allah dalam semua keadaan. Zikir tersebut boleh berupa zikir fikiran, hati, lisan, dan perbuatan. Yang dimaksud dengan zikir perbuatan mencakupi pula tilawah Al-Quran, ibadat, dan keilmuan. Makna zikir inilah yang paling banyak dijelaskan oleh Al-Quran dan hadis Rasulullah saw. 


Berkenaan zikir dengan fikiran, Allah swt. berfirman: "Lelaki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak juga oleh jual-beli dari mengingati Allah, dan dari mendirikan solat, dan dari membayar zakat. Mereka takut kepada suatu hari dimana hati dan penglihatan menjadi goncang" (QS An-Nur: 37). Jadi merasakan keagungan Allah dan selalu merasa diawasi oleh-Nya harus terus menerus dititikberatkan, walaupun dalam kegiatan riadah atau berniaga. 


Manakala zikir dengan hati, Allah swt. berfirman: "Iaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingati Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah hati menjadi tenteram" (QS Ar-Ra'd: 28). Jika seorang mukmin ingin selalu menemukan kenikmatan dan ketenteraman zikrullah di relung hatinya, hendaklah ia merasakan adanya keagungan Allah tertanam di dalam hatinya dan merasuk dalam jiwanya. 


Sementara itu, makna zikir lisan didasarkan pada sebuah hadis Qudsi. "Sesungguhnya Allah swt berfirman, "Aku bersama hamba-Ku bila ia berzikir kepada-Ku, dan kedua bibirnya bergerak menyebut nama-Ku" (HR Ibnu Majah dan Ibnu Hibban dari Abu Hurairah). 


Dalam hadis riwayat Tirmizi dari Abdullah bin Bisyir, seseorang berkata, "Ya Rasulullah, ajaran-ajaran Islam sudah sangat banyak bagiku, beritahukan aku akan sesuatu yang dapat saya pegang teguh." Rasulullah saw. menjawab, "Hendaklah lisanmu selalu basah dengan berzikir kepada Allah." 


Yang termasuk zikir lisan adalah semua doa dan mathurat yang diriwayatkan secara sahih dari Nabi saw dan diteruskan di zaman generasi sahabat dan generasi salaf yang soleh. Termasuk zikir juga adalah semua permohonan kepada Allah dan semua istighfar yang tercantum dalam Al-Quran atau diriwayatkan dari Rasulullah saw.


Moga saling mendapat manfaat…



Jagalah Hati


Wassalam.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan