Limpahan puji ke hadirat Allah swt yang selalu naik kepada-Nya setiap getaran doa dari hati-hati suci mulai dari Abul Basyar Nabi Adam as hingga ke hari ini. Getaran doa dari hamba-hamba yang bermunajat ke hadirat Rabbul ‘alamin terus terlantun dan berkumandang dengan gema yang tidak didengari telinga, namun di dengar seluruh alam semesta, doa yang dengan sekelip mata telah sampai ke hadirat Allah yang Maha Esa dan dengan itu bercahayalah permukaan bumi dengan limpahan rahmat Ilahi dari hati para pendoa.
Allah swt berfirman, ” Dan kalau bukan kerana ada beberapa orang beriman lelaki dan perempuan yang tidak kamu ketahui, tentulah kamu akan membunuh mereka yang menyebabkan kamu ditimpa kesulitan tanpa kamu sedari, kerana Allah hendak memasukkan siapa yang Dia kehendaki ke dalam rahmat-Nya. Sekiranya mereka terpisah tentu Kami akan mengazab orang-orang yang kafir di antara mereka dengan azab yang pedih “. (QS Al Fath:25)
Saudara seakidahku…
Jika bukan kerana lelaki dan wanita beriman yang tidak diketahui kemuliaan doa dan zikir mereka yang bermunajat memohon keselamatan, kalau seandainya kelompok-kelompok itu tidak ada, para mukminin dan wanita solehah yang selalu berdoa kepada Allah meminta keselamatan di bumi, jika mereka itu tidak ada, nescaya Allah akan tumpahkan siksaan yang pedih bagi semua yang kufur terhadap kenikmatan Allah.
Saudara seakidahku…
Para pemilik jiwa luhur yang bercahaya dengan cahaya munajat, semakin hari semakin sedikit, semakin hari semakin berkurang. Sebagaimana Rasulullah saw bersabda, “Orang-orang soleh telah pergi (wafat), satu per satu, sampai tidak tersisa seorang pun, kecuali manusia-manusia yang buruk, ibarat sampah gandum atau ampas kurma yang Allah tidak lagi mempedulikan mereka sedikitpun” (Bukhari)
Maka dari waktu ke waktu orang-orang soleh terus wafat, dan yang tersisa hanyalah para pemilik hati yang kosong dari keluhuran cahaya doa, jiwa yang penuh dengan hal-hal yang hina di sisi Allah Ta’ala bagaikan hampas gandum atau sampah yang tidak terlihat kemuliaannya di hadapan Allah Ta’ala, kerana hari-hari dan jiwanya penuh dengan hal-hal yang dihinakan Allah swt. Tiada lagi tersisa hati yang menginginkan Allah swt.
Di antara mereka, ada yang meminta ini dan itu, tapi adakah yang meminta Allah? Adakah yang meminta cinta-Nya ? Adakah yang meminta ingin dekat dengan-Nya ? Adakah yang meminta ingin dicintai-Nya ?, Adakah yang meminta ingin diredhai-Nya? Bagaimana yang Maha Mendengar melihat berbillion-billion doa hamba-Nya dan sedikit dari mereka yang meminta Zat-Nya untuk dekat, yang meminta Zat-Nya untuk mencintai? Terus menerus mereka meminta ini dan itu, lalu bilakah mereka meminta Zat Allah, meminta cinta Allah yang selalu ditawarkan, meminta pengampunan dan keredhaan Allah???
Semoga Allah swt menerangi sanubari kita semua dengan cahaya kemuliaan dan menjaga orang soleh serta memanjangkan usia mereka dalam kemuliaan dan kebahagiaan yang berada di tengah-tengah kita. Dan semoga Allah memanjangkan usia, dilimpahkan keberkatan para guru dan ulama kita dijaga oleh Allah untuk terus dipanjangkan usianya, kerana tersisanya hati mereka itu merupakan benteng-benteng bagi permukaan bumi atas turunnya bala dan bencana, kerana pengampunan turun sebab mereka meminta…
Berdoalah selalu, ” Wahai Allah berilah kami hidayah, seperti orang yang telah Engkau beri hidayah ”
Demikian indahnya hati muslim yang menginginkan turunnya hidayah bagi para pendosa di barat dan timur dari umat Muhammad saw dan menginginkan semua yang belum menyembah Allah agar diberi cahaya hidayah oleh Allah swt, merekalah pewaris hati jiwa yang luhur,iaitu Rasulullah Muhammad saw yang bermunajat sebagaimana riwayat Musnad Ahmad,
Baginda saw menghadap ke Yaman, menghadap ke Syam, menghadap ke barat dan timur dan ke seluruh penjuru dunia seraya berdoa ” Wahai Allah berilah sanubari mereka hidayah, datangkan hati mereka pada kemuliaan“. Rasulullah saw tidak sampai ke barat dan timur, namun doa Baginda saw sampai, hidayah terpancar di barat dan timur dengan bantuan doa Nabi Muhammad saw.
Saudara seakidahku…
Tiada henti-hentinya Allah swt memperindah dan memuliakan hati para pendoa di setiap waktu serta saat terus bergema dan gemuruh doa mereka, membuat keamanan dan keselamatan di sekitar kita. Allah swt, ” Tiadalah Allah akan menghukum mereka selama engkau ( Muhammad ) berada di antara mereka, dan tidaklah ( pula ) Allah menghukum mereka , sedang mereka masih memohon ampunan ”(QS. Al Anfal: 33)
Maka Allah tidak akan menumpahkan musibah selama Nabi Muhammad saw berada di antara mereka, dan tiada pula Allah swt akan menimpakan musibah selama masih ada di antara mereka yang memohon pengampunan kepada Allah atas dosa-dosa. Kalau masih ramai yang beristighfar, maka Allah tahan musibah itu, semakin banyak orang yang beristighfar maka semakin berkuranglah musibah bagi mereka dan bagi negeri mereka. Sebaliknya, jika semakin berkurang orang yang beristighfar kepada Allah, dan tidak peduli lagi atas dosanya maka yang Maha Pembersih dosa siap untuk mengikis dosa-dosa tersebut dengan ujian dan musibah.
Saudara seakidahku…
Pisau jika sudah berkarat tentunya harus diasah kembali, apatah lagi keadaan hati kita. Jika kita tidak berusaha menajamkan sendiri, maka ia harus ditajamkan oleh Pemilik hati tersebut. Oleh sebab itu, tajamkanlah sentiasa. Apa yang saya maksudkan ialah selalu basuh dosa-dosa kita dengan istighfar, dan dari banyaknya dosa yang telah kita perbuat, maka perbanyaklah berbuat amal pahala. Sebagaimana firman Allah swt, ” Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan ( dosa-dosa ) “. (QS Hud: 114)
Jagalah Hati…
Wassalam