“Mengapa ayah tidak menolongku? Jika ayah sayang kepada ku, pasti ayah sudah berusaha menyelamatkan diriku. Semua ini salah ayah!”, kata seorang anak.
Si ayah diam sejenak, lalu mengambil selembar kertas putih. “Anakku, apa yang kamu lihat dari kertas ini?”
“Itu hanya kertas putih, tidak ada gambarnya!”, jawab si anak.
Kemudian, si ayah mencoret kertas putih dengan sebuah titik berwarna hitam. ‘Apa yang kamu lihat dari kertas putih ini?”, Tanya semula si ayah.
"Ada titik hitam di kertas putih itu!”, jawab si anak.
“Anakku, mengapa kamu hanya melihat satu titik hitam pada kertas putih ini? Padahal sebahagian besar kertas ini berwarna putih. Betapa mudahnya kamu melihat kesalahan ayah! Padahal masih banyak hal baik yang telah ayah lakukan padamu”.
Lalu si ayah berjalan pergi meninggalkan anaknya yang duduk termenung…
Apa yang kita pelajari…?
Tanpa melihat watak dalam kisah tersebut, kita sebenarnya lebih fokus pada kesulitan yang dialami, padahal ia tidak lebih hanyalah titik hitam dari seluruh kehidupan kita....
Dalam masa yang sama, kita lebih mudah menyalahkan orang lain atas apa jua yang menimpa diri kita, tanpa terlebih dahulu melihat kepincangan diri dalam melayari kehidupan...
Melihat pada sejarah, ada baiknya kita belajar kembali dari pengalaman Nabi Adam as ketika Baginda as dihukum keluar dari Syurga. Tidak pernah sekalipun Baginda as menyalahkan iblis, walau memang jelas bahawa iblislah yang menipu daya Baginda as dan isteri. Baginda as tetap menyalahkan diri sendiri kerana tertipu dengan pujukan iblis, sebagaimana doa Baginda as, "Ya Robb, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada Kami, nescaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” (QS 7:23)
“Itu hanya kertas putih, tidak ada gambarnya!”, jawab si anak.
Kemudian, si ayah mencoret kertas putih dengan sebuah titik berwarna hitam. ‘Apa yang kamu lihat dari kertas putih ini?”, Tanya semula si ayah.
"Ada titik hitam di kertas putih itu!”, jawab si anak.
“Anakku, mengapa kamu hanya melihat satu titik hitam pada kertas putih ini? Padahal sebahagian besar kertas ini berwarna putih. Betapa mudahnya kamu melihat kesalahan ayah! Padahal masih banyak hal baik yang telah ayah lakukan padamu”.
Lalu si ayah berjalan pergi meninggalkan anaknya yang duduk termenung…
Apa yang kita pelajari…?
Tanpa melihat watak dalam kisah tersebut, kita sebenarnya lebih fokus pada kesulitan yang dialami, padahal ia tidak lebih hanyalah titik hitam dari seluruh kehidupan kita....
Dalam masa yang sama, kita lebih mudah menyalahkan orang lain atas apa jua yang menimpa diri kita, tanpa terlebih dahulu melihat kepincangan diri dalam melayari kehidupan...
Melihat pada sejarah, ada baiknya kita belajar kembali dari pengalaman Nabi Adam as ketika Baginda as dihukum keluar dari Syurga. Tidak pernah sekalipun Baginda as menyalahkan iblis, walau memang jelas bahawa iblislah yang menipu daya Baginda as dan isteri. Baginda as tetap menyalahkan diri sendiri kerana tertipu dengan pujukan iblis, sebagaimana doa Baginda as, "Ya Robb, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada Kami, nescaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” (QS 7:23)
Wallahu`alam
Jagalah Hati...
Tiada ulasan:
Catat Ulasan